Permasalahan komputer itu banyak sekali, kalau tidak berkaitan dengan hardware yang softwarenya yang error. Melalui tulisan ini TERAA.NET akan berbagi informasi mengenai permasalahan BIOS yaitu tidak bisa menyimpan settingan BIOS.
Meskipun Anda telah menyesuaikan BIOS dan menyimpannya namun ketika komputer dimatikan/ direstart BIOS kembali seperti semula seperi ketika belum disetting. Akibatnya jam dan tanggal jadi berubah sesuai waktu rilisnya komputer tersebut.
Misalnya Anda membeli komputer 2 tahun yang lalu maka kalau BIOS tidak bisa menyimpan perubahan jam yang tampil pada layar balik 2 tahun yang lalu. Kalau permasalahan ini terus dibiarkan maka bisa berabe, yang pasti pengguna komputer merasa tidak nyaman.
Baca: Jam Komputer Sering Berubah-Ubah Periksa Baterai CMOS
Sebelum menuju tahap inti memperbaiki BIOS yang tidak bisa menyimpan perubahan alangkah baiknya kalau kita pahami dulu pengertian BIOS berikut ini.
Basic Input Output System (BIOS) adalah sistem operasi yang diciptakan untuk memaksimalkan kinerja hardware komputer dekstop (PC) maupun laptop. Pengguna komputer sering mengaksesnya ketika mau melakukan installasi sistem operasi yaitu memilih boot priority atau hardware yang jalan duluan pada komputer tersebut.
Baca: Cara Masuk BIOS Untuk Masing-Masing Merek Komputer
Pemilihan boot priority disesuaikan dengan media installernya, misalnya install Windows menggunakan USB Flashdisk maka yang dipilih untuk jalan duluan adalah USB. Bila memakai kepingan DVD Windows 10 maka dipilih DVD-RW dan begitu juga seterusnya. Selain digunakan untuk pengaturan boot priority digunakan juga untuk menyesuaikan jam dan tanggal yang tampil di layar komputer.
Cara Memperbaiki Komputer Tidak Bisa Menyimpana BIOS
Faktor yang menyebabkan settingan BIOS selalu berubah-ubah bisa disebabkan oleh 3 hal yaitu yang pertama dari baterai CMOS, yang kedua jumper, dan ketiga BIOSnya rusak. Cara mengatasi permasalahan tersebut berdasarkan penyebabnya adalah sebagai berikut.
1. Ganti Baterai CMOS
Sistem operasi BIOS berjalan terus tanpa membutuhkan daya listrik dari PLN seperti melalui Power Supply (PSU) pada komputer dekstop dan baterai laptop. BIOS sangat berbeda dengan Windows dan sistem operasi lain yang membutuhkan daya lebih besar, untuk BIOS cukup menggunakan baterai.
Baterai yang digunakan oleh BIOS disebut CMOS. Baterai CMOS ini menempel pada motherboard komputer dengan tegangan sebesar 3 volt atau 2 kalinya tegangan baterai jam.
Karena baterai inilah BIOS tetap bisa menyimpan perubahan meskipun komputer dimatikan. Kalau baterainya habis maka settingannya selalu kembali ke awal dan hanya bisa bekerja ketika terhubung dengan arus listrik PLN/ baterai laptop.
2. Periksa Jumper
Poin kedua ini khusus untuk pengguna komputer dekstop karena jumper hanya ada pada motherboard PC. Anda boleh menerapkan cara ini setelah mengganti baterai CMOS namun tidak ada perubahan sama sekali. Fungsi jumper adalah sebagai jembatan yang menghubungkan antar sirkuit sehingga ketika lepas maka tidak bisa menyimpan perubahan BIOS.
Coba cek jumper pada motherboard apakah terlepas atau hilang, kalau terlepas coba segera pasang kembali supaya BIOS bisa bekerja maksimal. Kasus lepas/ hilang jumper sebenarnya jarang sekali kecuali Anda sering membersihkan motherboard dengan tanpa sengaja jumpernya lepas.
3. Cek Chipset BIOS
Bila setelah mengganti baterai CMOS dan memeriksa jumper tidak ada masalah maka kemungkinan terakhir penyebabnya adalah kerusakan BIOS. Bisa dikatakan poin terakhir ini kerusakan yang paling parah pada komputer Anda, bisa normal kembali setelah mengganti chipset BIOS.
Namun ada beberapa motherboard terbaru seperti miliknya BIOSTAR yang menyediakan 2 chipset BIOS dimana salah satunya sebagai cadangan bila ada yang rusak.