Pengalaman Sembuh Dari Covid 19

Posted on

Covid 19 itu nyata, mereka yang tidak percaya memang belum pernah merasakannya sehingga setiap ada berita tentang Covid 19 dikatakan konspirasi. Setiap orang bebas berpendapat, namun yang pasti admin TERAA.NET pernah terkena Covid 19 dan akhirnya sembuh. Dari pengalaman inilah Saya ingin berbagi apa saja yang dilakukan untuk sembuh dari Covid 19.

Sebenarnya Saya juga telah divaksin Sinovac 2 minggu yang lalu, dan rencananya 2 minggu kemudian divaksin lagi. Vaksin Sinovac disuntikkan ke tubuh manusia sebanya 2 kali, dengan kurun waktu 28 hari dari suntikan pertama.

Selama 1 minggu atau 2 minggu setelah menerima vaksin pertama, antibodi belum sepenuhnya terbentuk. Dari informasi yang Saya baca hanya 15% hingga 20% saja yang terbentuk, maka masih rentang terkena Covid 19.

Baca: Dilema Vaksin Sinovac

Makanya bila Anda pernah menerima vaksin tetap mematuhi protokol kesehatan seperti jaga jarak, sering cuci tangan, dan selalu memakai masker. Antibodi dalam tubuh tidak kebal 100% terhadap serangan Covid 19, namun cukup membantu membentuk daya tahan tubuh supaya terhindar dari parahnya Covid 19.

 

Darimana Saya Terpapar Covid 19?

Belum diketahui secara pasti darimana asalnya, namun yang pasti Saya melakukan kontak langsung dengan pasien Covid 19 yaitu ibu Saya sendiri. Saya selalu mendampingi ibu ketika periksa ke dokter dan menemaninya ketika dirawat di rumah sakit.

Adik perempuan Saya juga terkena Covid 19 setelah menjenguk ibu, tidak lama kemudian baru Saya. Gejala yang muncul pada diri Saya adalah merasa lemas dan deman. Ketika itu pertengahan bulan puasa, pada sore hari ketika masak tubuh terasa lemas sekali beda dari biasanya.

Alhamdulillah waktu itu masih kuat berpuasa hingga waktunya berbuka. Malamnya badan terasa deman hingga esok hari. Saya kira hanya demam biasa sehingga pergi ke dokter dan diberi obat. Setelah Saya minum obatnya badan terasa enak.

Selang 2 hari kemudian ada yang tidak beres dengan area mulut Saya dimana banyak mengeluarkan lendir, dan 2 hari berikutnya tidak bisa mencium baru. Merasa tidak enak, periksa juga ke dokter di rumah sakit dimana ibu dirawat.

Setelah dilakukan skrining, gejala menunjukkan hampir sama dengan penderita Covid 19. Saya memang tidak swap antigen, kalaupun di tes mungkin hasilnya positif karena setiap hari kontak langsung dengan ibu. Akhirnya diberi multivitamin seperti Becom-C, Curcuma Sanbe, dan Lapisiv-T.

Fungsi Becom-C setelah dipelajari dari internet adalah kombinasi Vitamin B Kompleks, Vitamin C, Nicotinamide, dan Kalsium Pantotenat. Multivitamin ini digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan multivitamin pada masa pertumbuhan dan selama masa penyembuhan.

Curcuma Sanbe untuk meningkatkan nafsu makan karena biasanya penderita Covid 19 kehilangan selera makan. Untuk mengantisipasinya diberi ekstrak temu lawak dalam bentuk tablet. Lapisiv-T untuk meringankan flu yang disertai bersin dan sekaligus obat batuk.

Selain Becom-C, Curcuma Sanbe, dan Lapisivi-T, Saya membeli Redoxon Triple Action untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Saya minum 1 pil setiap harinya.

 

Usaha Sembuh Covid 19

Alhamdullilah apa yang Saya alami tidak begitu parah, cuma demam di awal, lemas, dan tidak bisa mencium bau. Bisa dikatakan gejala ringan, namun risiko untuk menularkan tetap besar. Ketika dokter menyuruh Saya isolasi mandiri selama 10 hari di rumah, yang Saya lakukan adalah:

1. Berdoa

Selalu berdoa kepada Allah SWT, karena dengan kuasanya penyakit ini bisa sembuh.

2. Minum Jahe

Saya membeli jahe merah 1 kg Rp. 25.000 di pasar. Untuk melegakan tenggorokan Saya bikin jahe hangat sehari 3 sampai 4 kali. Untuk Anda yang mengalami masalah lambung dilarang minum jahe, sebagai gantinya air hangat saja.

3. Memakai masker

Isolasi mandiri di rumah tidak bisa pisah dengan istri dan anak, hampir setiap hari ketemu. Untuk itu 24 jam penuh memakai masker.

4. Tidur di Kamar Terpisah

Namanya menjaga jarak berarti harus tidur sendiri sampai benar-benar aman dan virus tidak bisa menyebar.

5. Cuci Tangan dan Disinfektan

Selalu rajin cuci tangan ketika habis megang sesuatu atau pakai hand sanitizer. Saya memakai semprotan disinfektan merek Saniter sebanyak 3 tabung.

Semua benda yang Saya pegang sepeti gagang pintu disemprot pakai disinfektan, dan beda lain yang kiranya sering dipegang orang lain disemprot. Pada siang hari sprei dan bantal Saya jemur di bawah terik matahari.

6. Memisahkan Peralatan Makan dan Mandi

Menghindari penularan Covid 19 penting sekali memisahkan piring, gelas, dan sendok supaya tidak dipakai orang lain. Kalau perlu beri tanda pada alat makan tersebut.

Begitu halnya dengan peralatan mandi, jangan sampai memakai handuk yang sama dengan anggota keluarga lain.

7. Jemur Jam 9 Pagi

Ketika matahari muncul mulai jam 8 hingga jam 9 pagi, Saya selalu berjemur dengan harapan virus terbunuh dengan sinar matahari.

8. Melatih Penciuman

Selama 5 hari tidak bisa mencium baru, bahkan ke kamar mandi ketika BAB tidak bau sama sekali. Indera penciuman ini harus dilatih dengan mendekatkan sumber bau ke hidung seperi parfum, dan sabun. Selain itu menuangkan air panas ke dalam mangkuk yang ditetesi minyak kayu putih kemudian dihirup.

9. Makan Enak

Kuci sukses sembuh dari Covid 19 adalah makan enak. Biasanya setiap hari cukup makan dengan lauk telur dan tempe, ketika masa isolasi mandiri ini sering beli sate, ikan tongkol, dan roti. Pokoknya yang enak untuk memulihkan energi Saya beli. Dengan makan yang teratur maka memperkuat antibodi melawan Covid 19.

10. Positif Thinking

Ketika terkena Covid 19 harus yakin bisa sembuh, jangan berfikir macam-macam karena akan mensugesti tubuh untuk tidak sembuh. Pokoknya yakin bisa sembuh dan segera kumpul dengan keluarga lagi.

 

Penciuman Kembali Normal

Sehari menjelang hari raya Idul Fitri, penciuman kembali normal. Saya bersyukur sekali kepada Allah SWT, Alhamdulillah telah sembuh. Meskipun begitu tetap memakai masker ketika bersilaturahmi pada saat lebaran. Ibu dan adik Saya juga ikutan sembuh sehingga bisa beraktivitas normal kembali.

 

Meminimalisir Risiko Covid 19

Disaat pandemi seperti ini perlu sekali berhati-hati dan antisipatif terhadap Covid 19. Disaat tubuh merasa tidak enak seperti lemas, demam, flu batuk, dan tidak bisa mencium segera pergi ke dokter. Patuhi perintah dokter, bila disuruh opname ya dijalanin, bila disuruh isolasi mandiri yang dilakukan.

Bila tubuh masih merasa enak dalam artian gejala ringan lebih baik isolasi mandiri dengan mengkonsumsi vitamin dan obat yang diberikan oleh dokter. Silahkan beli Oxygen Meter untuk mengukur tekanan oxygen dalam tubuh.

Oxygen Meter Covid 19

Angka aman oxygen dalam tubuh diangka 96 ke atas, dibawah itu seperti 80 – 95 sebaiknya konsultasi dengan dokter. Ketika oxygen ada di bawah 95 berarti ada yang tidak beres dengan paru-paru dan patut untuk segera dicegah.

Penyebaran Covid 19 bisa masuk hidung atau mulut, kemudian tenggorokan dan ke paru-paru. Bila dilakukan PCR, mereka yang terkena Covid 19 parah maka paru-parunya akan ngeflek berwarna putih. Artinya di paru-paru dipenuhi cairan yang menyumbat pernafasan.

Bagi penderita penyakit bawaan seperti hipertensi, asma, diabet, dan penyakit berbaya lainnya ketika menunjukkan gejala deman dan lemas segera ke dokter.

Baca: Daftar Vaksin Covid 19 dan Alat Rapit Test Buatan Dalam Negeri

 

Cara Sederhana Membedakan Flu Batuk dan Covid 19

Menurut dokter, flu batuk cenderung diawali dari bersin kemudian batuk dan beberapa hari kemudian muncul deman. Sedangkan gejala Covid 19, deman dulu baru flu atau batuk kering disertai tubuh lemas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.