Dalam percakapan sehari-hari, kita sering menggunakan kata “saya, kita, dan kami” namun salah penggunaan dalam menyusun kalimat.
Kesalahan tersebut karena pemahaman yang kurang tentang arti kata “saya, kita, dan kami”. Sekilas memang mempunyai persamaan makna kata atau sinonim, namun kalau dikaji ada perbedaan makna diantara ketiganya.
Selain itu juga ada kata “kamu, kalian, dan mereka” yang sama-sama digunakan untuk menyebutkan orang lain.
Supaya mudah dipahami, berikut ini arti penggunaan dan contohnya dalam percakapan atau penyusunan kalimat.
Baca: Perbedaan Perlombaan dan Pertandingan
Penggunaan Saya, Kita, dan Kami
1. Saya atau aku digunakan untuk menyebutkan orang pertama tunggal.
Misalnya: Saya sedang nonton sepak bola di rumah.
Artinya dia nonton sendiri di rumah.
2. Kita digunakan untuk menyebutkan diri sendiri dengan orang lain atau ada keterlibatan langsung dalam percakapan tersebut.
Misalnya: Kita sedang makan malam bersama di restoran.
Artinya terlibat langsung dalam kegiatan makan bersama teman/ kelompoknya.
3. Kami digunakan untuk menyampaikan makna eksklusif atau tidak melibatkan diri sendiri dalam sebuah percakapan dalam suatu kelompok. Hal ini merujuk pada ketidakterlibatan diri dalam kelompok.
Misalnya: Kami sedang berwisata ke pantai Prigi Trenggalek.
Artinya dia sedang merujuk orang lain bukan termasuk dirinya sedang berwisata.
Perbedaan Kamu, Kalian, Mereka
Selain yang telah disebutkan di atas, kita juga harus paham penggunaan kata “kamu, kalian, dan mereka” untuk menyebutkan orang lain.
1. Kamu digunakan untuk menyebutkan orang lain secara tunggal (sendiri).
Misalnya: Kamu mau pergi ke mana?
Artinya sedang menanyakan seseorang (tunggal) pergi ke mana.
2. Kalian digunakan untuk menunjuk beberapa orang atau lebih secara langsung (berhadapan).
Misalnya: Kalian harus taat sama peraturan sekolah
Artinya ada keterlibatan langsung antara yang mengucapkan kata “kalian” dan beberapa orang secara langsung mengenai peraturan sekolah.
3. Mereka digunakan untuk menunjuk beberpa orang atau lebih secara tidak langsung.
Misalnya: Mereka tidak tahu kalau sebenarnya yang menipu adalah Ahmad.
Artinya orang tersebut sedang menceritakan beberapa orang atau lebih bahwa yang menipunya adalah Ahmad.