Sinovac adalah vaksin Covid 19 yang berasal dari China. Di luar sana banyak pembahasan mengenai positif dan negatif pemakaian vaksin Sinovac ini. Positifnya tentu bisa membentuk antibodi yang kebal terhadap serangan virus Corona, negatifnya bisa menyebabkan ngantuk, pusing, mual, bahkan kematian.
Bagi mereka yang tidak mengikuti perkembangan vaksin, tentu tidak berfikir ulang ketika mendapatkan kesempatan untuk vaksin. Pasti mengambil dan siap untuk disuntik, namun itu tidak berlaku bagi admin TERAA.NET. Profesi sebagai blogger yang selalu mencari referensi ketika ingin menulis artikel mendapatkan informasi lebih tentang vaksin Sinovac.
Informasi terbaru bahwa pemerintah China sekarang memberhentikan Sinovac atau tidak diterapkan kepada rakyatnya setelah ditemukan beberapa kasus seperti yang telah dijelaskan di atas. Parahnya lagi ada yang mengatakan bahwa vaksin ini bisa bermutasi lebih berbahaya lagi.
Meskipun begitu ada beberapa alasan kenapa pemerintah Indonesia tetap menggunakan Sinovac, diantaranya adalah terlanjur membeli vaksin dalam jumlah banyak. Sembari menunggu stok habis, tetap menyelenggarakan vaksin. Selain itu adanya embargo vaksin dari beberapa negara karena di sana persebaran Corona meningkat lagi.
Baca: Daftar Vaksin Covid 19 dan Alat Rapid Test Buatan Anak Bangsa
Sisi lainnya pemerintah Indonesia juga belum siap memproduksi vaksin dalam negeri sehingga tetap menggunakan Sinovac. Sebenarnya dokter Terawan mantan Kemenkes telah mengembangkan vaksin Nusantara namun tidak mendapatkan izin uji klinis oleh BPOM. Dari kasus ini sepertinya broker vaksin tidak mau rugi, seandainya bisa membuat vaksin sendiri tentu mereka tidak mendapatkan uang dari bisnis vaksin.
Proses Jalannya Vaksin
Dilema vaksin Sinovac di SMKN 2 Trenggalek merupakan perasaan admin ketika akan mengikuti vaksin. Selain ngeblog juga berprofesi sebagai guru BK di salah satu SMK Negeri dan mendapatkan giliran pada tanggal 22 April 2021. Kalau dibandingkan dengan guru TK/ SD/ SMP memang telat karena pengajuannya ikut dinas provinsi.
Dinas provinsi mengirimkan data tentang siapa saja yang berhak mendapatkan vaksin memang telat karena beberapa pertimbangan tentang positif dan negatif vaksin Sinovac. Sehari sebelum divaksin selalu berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dan kekebalan tubuh semakin meningkat.
Pada hari H pelaksanaan vaksin, salah satu petugas bertanya. Kenapa ko ndredeg pak? dalam hati karena mikir hehe. Beberapa detik kemudian vaksin masuk ke dalam tubuh melalui suntikan lengan kiri atas. Setelah divaksin tidak boleh pulang, nunggu 30 menit lagi untuk melihat apakah ada keluhan atau tidak.
Alhamdulillah tidak ada keluhan sama sekali dan diberi sertifikat dan jadwal vaksin tahap berikutnya. Jadi vaksin Sinovac ini diberikan dua kali ya, jarak pemberian vaksin pertama dan kedua kurang lebih sebulan. Katanya pembentukan antibodi memerlukan waktu kurang lebih 30 hari.
Dampak Setelah Vaksin Sinovac
Admin divaksin pada bulan ramadhan, dalam kondisi berpuasa ketika pulang dari sekolah rasanya ngantuk sekali. Sepanjang perjalanan naik Honda CB150R, rasanya ingin tidur saja. Dengan berhati-hati naik motor akhirnya sampai di rumah.
Bekas suntikan pada lengan kiri atas memang terasa agak nyeri, tapi tidak nyeri banget. Keesokan harinya setelah vaksin sudah normal kembali tidak terjadi apa-apa, artinya vaksin diterima dengan baik oleh tubuh.
Bagi mereka yang mendapatkan Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) mungkin vaksin tidak cocok oleh tubuh karena ini sifatnya general. Misalnya yang divaksin punya penyakit atau kelainan tertentu kemudian dimasukkan vaksin yang diterapkan secara general pada semua orang, pasti ada yang bisa nerima dan tidak.
Beda dengan vaksin Nusantara yang mengambil sampel darah dari yang akan divaksin kemudian dibuatkan vaksin dari sel dentritik milik orang tersebut sehingga vaksin antara satu orang dengan lainnya tidak sama.
Mendorong Vaksin Dalam Negeri
Vaksin Nusantara dan Merah Putih merupakan vaksin dalam negeri yang masih dalam tahap pengembangan. Harapannya semoga vaksin ini dapat terwujud dan bisa diterapkan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Stop menggunakan vaksin luar negeri yang asal-usulnya tidak jelas.
Setelah Divaksin Bukan Berarti Kamu Kebal
Kalau ada yang menganggap setelah diberi vaksin kebal virus Corona itu salah besar, kita tetap mematuhi protokol kesehatan dengan selalu menjaga jarak, memakai masker, dan cuci tangan.
Mengutip apa yang dikatakan oleh dokter Siti Fadilah, mantan Kemenkes era SBY yang berani menolak vaksin flu burung mengatakan “selama ini tidak ada penelitian yang mengatakan setelah divaksin kebal virus.”
Yang ada untuk membentuk herd immunity (kekebalan kelompok). Dikutip dari Wikipedia Indonesia herd immunity adalah suatu bentuk perlindungan tidak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika sebagian besar populasi menjadi kebal terhadap infeksi, baik melalui infeksi sebelumnya atau vaksinasi, sehingga individu yang tidak kebal ikut terlindungi.
Dalam populasi yang sebagian besar individunya memiliki kekebalan (mereka ini tidak mungkin berkontribusi pada penularan penyakit), rantai infeksi kemungkinan besar terganggu sehingga penyebaran penyakit akan terhenti atau terhambat. Semakin besar proporsi individu yang kebal dalam suatu populasi, semakin kecil kemungkinan individu yang tidak kebal akan bersentuhan dengan individu yang terinfeksi. Hal ini akan membantu melindungi individu yang tidak kebal dari infeksi.