12 Kali Vaksin Covid 19

12 Kali Vaksin Covid 19, Bisa Jadi Mutan

Posted on

TERAA.NET termasuk salah satu orang yang telah mendapatkan vaksin Sinovac sebanyak 2 kali. Katanya setelah disuntik sebanyak 2 kali tubuh manusia akan kebal terhadap serangan virus Corona, nyatanya belakangan ini efektivitas vaksin buatan China tersebut mulai dipertanyakan bahkan Amerika Serikat tidak menerima kedatangan warga negara asing yang divaksin Sinovac.

Wacana pemerintah memberikan vaksin ke 3 dan ke 4 mulai jadi kenyataan, dimana untuk tenaga kesehatan mulai divaksin menggunakan Moderna. Di sini ada perbedaan vaksin baik itu negara asal dan basis pengembangan vaksin. Hems kok bisa ya, Sinovac di booster pakai Moderna.

Karena perbedaan vaksin inilah disimpulkan bahwa rakyat hanya korban mafia vaksin saja. Kesannya pemerintah terlalu terburu-buru mengambil Sinovac yang uji klinis tahap 2 belum selesai. Disamping itu BPOM menghambat pembebangan vaksin Nusantara yang digagas oleh mantan menteri kesehatan Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad.

Tak bisa dibayangkan seandainya mendapatkan 12 suntikan vaksin berbeda bisa-bisa jadi mutan seperi di film X-Men. Semoga pemerintah mempertimbangkan secara matang, vaksin mana yang diambil dan bukan sekedar bisnis saja. Korbannya adalah rakyat yang secara perlahan dipaksa untuk vaksin.

Bagaimana tidak, mau bepergian naik pesawat saja harus ada sertifikat vaksin. Padahal yang telah divaksin Sinovac juga masih bisa terkena Covid 19 meskipun dampaknya terlalu berbahaya daripada belum vaksin.

Baca: Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid 19

Alasan kenapa vaksin ke 3 menggunakan vaksin Moderna karena terbuki efektif dibanding Sinovac. Beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura telah membeli vaksin Moderna untuk warganya dalam rangka menghadapi serangan virus Corona gelombang 2.

Di Indonesia sendiri pada tahun 2020 mengalami penurunan Covid 19, namun menginjak bulan Mei 2021 serangan virus Corona semakin mematikan. Dalam keadaan bahaya pemerintah bekerjasama dengan Amerika Serikat mendatangkan vaksin Moderna yang dikirim melalui COVAX Facility.

 

Basis Pengembangan Vaksin Sinovac dan Moderna

Vaksin Sionovac dikembangkan dari virus aslinya yang telah dinonaktifkan atau dimatikan. Setelah disuntikkan, virus yang tidak aktif pada vaksin ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus Corona secara spesifik. Dengan begitu, jika sewaktu-waktu tubuh terserang virus Corona, sudah ada antibodi yang bisa melawannya dan mencegah terjadinya penyakit.
Moderna merupakan vaksin yang dikembangkan dari mRNA, sehingga memerlukan teknologi penyimpanan berbeda dengan vaksin dari platform inactivated virus seperti Sinovac.

Vaksin ini perlu sarana penyimpanan pada suhu minus 20 derajat celsius. Untuk menjaga kualitasnya, vaksin Moderna akan diserahkan ke Indonesia bersamaan dengan teknologi penyimpanan dan distribusinya.

Efikasi vaksin COVID-19 Moderna untuk masyarakat berusia 65 tahun ke atas mencapai 86,4 persen. Tak hanya memiliki data yang baik untuk pengidap komorbid, Kepala Badan POM Penny K Lukito mengungkapkan vaksin Corona Moderna masih efektif melindungi tubuh dari varian baru Corona.

 

Perbedaan Vaksin Sinovac vs Moderna

1. Vaksin Sinovac
Nama vaksin: CoronaVac
Negara asal: China
Bahan dasar: virus Corona (SARS-CoV-2) yang telah dimatikan (inactivated virus)
Uji Klinis: fase III (selesai)

  • Lokasi: China, Indonesia, Brazil, Turki, Chile
  • Usia peserta: 18–59 tahun
  • Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 14 hari
  • Efikasi vaksin: 65,3% (di Indonesia), 91,25% (di Turki).

 

2. Vaksin Moderna

Nama Vaksin: mRNA-1273
Negara asal: Amerika Serikat
Bahan dasar: messenger RNA (mRNA)
Uji klinis: fase III (selesai)

  • Lokasi: Amerika Serikat
  • Usia peserta: >18 tahun hingga >55 tahun
  • Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 28 hari
  • Efikasi vaksin: 94,1%.

 

Demikianlah informasi mengenai perbedaan vaksin Sinovac dan Moderna, semoga bermanfaat untuk Anda dan bisa menambah referensi tentang vaksin Covid 19.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.