Pendidikan Sex Untuk Pelajar

Makalah Pendidikan Sex Untuk Pelajar

Posted on

Makalah pendidikan sex untuk pelajar adalah karya tulis ilmiah yang dimuat untuk menggambarkan perilaku sexual di kalangan pelajar dan pentingnya pencegahan dengan menanamkan pendidikan sex.

Bicara tentang seks bagi orang awam masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu apalagi jika berkaitan dengan para remaja yang menginjak usia sekolah. Seperti yang diketahui bahwa seks merupakan bagaian integral dalam kehidupan manusia. Tidak hanya berhubungan dengan reproduksi, seksual juga berkaitan dengan masalah kebiasaan atau adat istiadat, agama, seni, moral dan hukum.

Maraknya pemberitaan tentang kasus kekerasan seksual dan perilaku seks yang menyimpang, seperti seks abuse, dan free seks, menjadi ancaman bagi generasi muda, khususnya remaja yang masih kurang pemahaman tentang tentang seks.

Penulis yang sekaligus sebagai guru Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 2 Trenggalek kerap menjumpai siswa yang bermasalah dengan seks sehingga menyebabkan dirinya putus sekolah. Mirisnya dari tahun-ketahun korban perilaku menyimpang karena seks semakin tinggi sehingga perlu dicegah sedini mungkin salah satunya dengan memberikan pemahaman tentang bahaya seks bebas bagi pelajar.
Adanya peningkatan kasus ini harus menjadi perhatian bersama.

Orangtua, sekolah, pemerintah dan semua pihak haruslah menjadi pelindung anak dari berbagai hal, termasuk perlindungan terhadap penyimpangan seksual. Seringkali kasus penyimpangan seks dilakukan oleh orang-orang terdekat siswa seperti pacar.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya anak memiliki bekal perlindungan diri yang cukup semenjak dini terutama didalam proses pendidikannya. Dengan adanya permasalahan tersebut, pemakalah akan membahas konsep pendidikan seks peserta didik.

 

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat dituliskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari pendidikan seks peserta didik?
2. Apa-apa saja tujuan dari pendidikan seks peserta didik?
3. Bagaimana bentuk nilai pendidikan seks?
4. Apa saja muatan pendidikan seks?
5. Bagaimana bentuk dari lingkungan pendidikan seks?
6. Apa saja metode yang digunakan dalam pendidikan seks peserta didik?

 

Tujuan

Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengkaji metode pendidikan seks yang cocok untuk pelajar supaya kasus penyimpangan seksual bisa dikurangi atau dihilangkan.

 

Manfaat

Agar tulisan ini dapat dikembangkan oleh pembaca sehingga pemahaman akan pentingnya pendidikan seks di kalangan remaja tidak hanya diberikan di sekolah saja, namun lingkungan keluarga dan masyarakat juga ikut andil dalam memberikan pendidikan seks.

 

Pengertian Pendidikan Seks Peserta Didik

Pada dasarnya ada dua kata kunci yang harus dipahami terlebih dahulu. Pertama, kata pendidikan dan kedua kata seks itu sendiri. Pendidikan adalah sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui pendidikan dan pelatihan atau diartikan sebagai suatu proses pemindahan pengetahuan ataupun pengembangan potensi-potensi yang dimiliki subjek didik untuk mencapai pengembangan secara optimal serta membudayakan manusia melalui proses transformasi nilai-nilai utama.

Ada pula menurut pahlawan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan karangan Hisbulah mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuh kembangnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi- tingginya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah suatu proses dalam pendidikan terhadap anak didik yang berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila atau mempunyai karakter. Proses yang dimaksud ini berlangsung pada jangka waktu tertentu.

Sedangkan kata seks mempunyai dua pengertian. Pertama, berarti jenis kelamin. Dan yang kedua adalah hal ihwal yang berhubungan dengan alat kelamin misalnya persetubuhan antara laki-laki dan perempuan. Pada dasarnya fungsi utama seks adalah untuk kelestarian keturunan. Pengertian ini berlaku bagi semua makhluk, manusia dan binatang pada umumnya. Hanya saja cara mengekspresikanya yang berbeda.

Binatang melakukan aktifitas seksualnya banyak didorong oleh naluri instingnya, sedangkan manusia digerakan oleh banyak faktor yang sangat kompleks, yaitu aspek kejiwaan, akal, emosi, keinginan, latarbelakang kehidupan, pendidikan, status sosial dan lain sebagainya. Namun sejatinya, pendidikan seks memiliki arti yang sangat kompleks yaitu upaya yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik mengenai pengetahuan biologis, psikologis, dan psikososial sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan manusia.

Sehingga dapat disimpulkan pendidikan seks peserta didik adalah usaha untuk membekali pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika serta agama agar tidak terjadi penyalahgunaan organ reproduksi tersebut.

Pendidikan seks ini sebagai komponen pokok dari kehidupan yang dibutuhkan manusia, karena pada dasarnya mengkaji pendidikan seks berarti mengkaji kebutuhan hidup seperti yang dijelaskan Rasyid, Moh (Pendidikan Seks, Mengubah Seks Abnormal Menuju Seks yang Lebih Bermoral). Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pembahasan pendidikan seks sangatlah luas bukan hanya terkait dimensi fisik, namun juga psikis dan sosial.

 

Tujuan Pendidikan Seks Peserta Didik

Munculnya hormon seksualitas pada remaja menyebabkan dorongan- dorongan seksual tertentu. Gejala ini menimbulkan kebingungan, remaja belum tentu tahu tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana mengelolanya. Untuk itu perlu informasi yang tepat, perlu bimbingan yang bijaksana, diperlukan pendidikan seksual sehingga kehidupan remaja bisa berjalan dengan baik.

Matangnya organ reproduksi pada remaja menyebabkan gairah seksualnya semakin kuat. Ditengah banyaknya media cetak dan elektronik yang menyampaikan informasi secara bebas, remaja memahami secara apa adanya pula.

Pendidikan seks merupakan salah satu bentuk pendidikan yang Mempunyai dimensi yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hasilnya pun tidak dapat dilihat dengan cepat. Berikut adalah beberapa tujuan pendidikan seks yaitu:

  1. Memberikan pemahaman dengan benar tentang materi pendidikan seks diantaranya memahami organ reproduksi, identifikasi dewasa/baligh, kesehatan seksual, penyimpangan seks, kehamilan, persalinan, nifas, bersuci dan perkawinan
  2. Menepis pandangan miring khalayak umum tentang pendidikan seks yang dianggap tabu, tidak islami, seronok, nonetis dan sebagainya
  3. Pemahaman terhadap materi pendidikan sek pada dasarnya memahami ajaran Islam
  4. Pemberian materi pendidikan seks disesuaikan dengan usia anak yang dapat menempatkan umpan dan papan
  5. Mampu mengantisipasi dampak buruk akibat penyimpangan seks
  6. Menjadi generasi yang sehat.

 

Nilai Pendidikan Seks

Pendidikan seks berkaitan dengan hubungan manusia yang meliputi dimensi moral. Ini juga tentang wilayah pribadi, kehidupan intim seseorang yang memberikan kontribusi bagi perkembangan dan daya harmoni atau pemenuhan kebutuhan. Pelaksanaan pendidikan seks merupakan hal yang krusial (penting dan mendesak) terutama pada saat ini, mengingat mudahnya individu mengakses informasi dan sarana-prasarana berkaitan dengan perilaku seksual.

Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan seks sangat luas, didalamnya akan menyangkut moralitas sosial yang menjadi tolok ukur sebuah kecakapan dalam masyarakat. Terlebih berbagai macam persoalan penyimpangan seksualitas yang terjadi belakangan ini.

Dalam pandangan Islam, pendidikan seks ini tidak dapat dipisahkan dari Islam itu sendiri, karena harus sepenuhnya dibangun diatas landasan agama. Dalam mempelajari pendidikan seks diharapkan dapat membentuk individu peserta didik atau remaja menjadi dewasa dan bertanggung jawab, hal ini berlaku baik pada wanita maupun laki-laki.

Tidak hanya bagaimana agar pendidikan seks itu mampu menjaga manusia dari penyakit dan gangguan seksual saja, tapi lebih penting dari itu bahwa pendidikan seks dirancang untuk menjaga moral umat dan membetuk umat yang berakhlak mulia. Selain nilai yang terkandung dalam Islam, pendidikan seks juga mengandung nilai-nilai lain, seperti nilai sosial, budaya dan kesehatan.

 

Muatan Pendidikan Seks

Pendidikan seks juga tidak hanya mempersoalkan pada aspek hubungan badan saja, namun lebih luas dari itu pendidikan sek memuat berbagai macam aspek yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi secara umum. Pendidikan seks memiliki muatan yang menjadi topik pembahasan yang jelas.

Hal itu sebagai materi yang menjadi acuan dalam konsep pendidikan seks. Yang tersaji dalam pendidikan seks ini meliputi organ reproduksi, identifikasi baligh, kesehatan seksual dalam Islam, haid, penyimpangan (abnormalitas seks), dampak penyimpangan seksual, kehamilan, persalinan, nifas, bersuci, yang merangsang, ketimpangan dalam reproduksi, dan pernikahan.

Pendidikan seksual meliputi bidang-bidang sebagai berikut:

  1. Biologi dan fisiologi, mengenai fungsi reproduksi
  2. Etik, yang menyangkut kebahagiaan seseorang
  3. Moral, yaitu menjalin relasi dengan orang lain misalnya dengan parternya atau anak-anaknya
  4. Sosiologi, yaitu mengenai pembentukan keluarga.

 

Lingkungan Pendidikan Seks

Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi atau yang lebih trend-nya “seks education” sudah seharusnya diberikan kepada anak- anak yang sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Ini penting untuk mencegah penyimpangan seks dikalangan remaja. Pendidikan seks ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar.

Menurut Singgih, D. Gunarsa (Psikologi Remaja, 2007), penyampaian materi pendidikan seks ini idealnya diberikan pertama kali oleh orang tuanya sendiri. Sayangnya di Indonesia tidak semua orang tua mau terbuka terhadap anak di dalam membicarakan permasalahan seksual, sehingga anak seringkali mencari tau dengan caranya sendiri yang salah. Maka anak-anak sebagai calon generasi bangsa sudah sepatutnya mendapat pendidikan seks yang tepat dan jelas.

Ada dua contoh lingkungan dalam kaitanya menerapkan pendidikan seks tersebut:

a. Pendidikan seks dalam keluarga

Keluarga menjadi sebuah lingkungan yang tepat untuk menanamkan pengetahuan tentang pendidikan seks. Terlebih pendidikan seks bukanlah sebagai suatu pendidikan yang harus ada pada lembaga formal. Seks kita ajarkan secara berkelanjutan, bertahap dan informal kepada anak-anak kita. Dalam pandangan Islam, pendidikan seks tidak mungkin dipisahkan dari pendidikan akhlak. Pemisahan etika dari pendidikan seks akan menjerumuskan anak pada penyelewengan seksual

b. Pendidikan seks dalam sekolah

Sekolah merupakan lembaga yang sangat ideal untuk menanamkan nilai-nilai intelektual dan moral. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal di atur langsung oleh pemerintah idealnya ikut berperan penuh dalam memberikan pendidikan seks pada generasi muda. Karena pada dasarnya pendidikan tidak hanya mempersiapkan pemuda agar mampu menyesuaikan diri saja, tetapi manusia perlu dikembangkan segi intelegensinya, kemanusiaan dan tanggung jawab moralnya secara Individual (Oemar Hamali, Psikologi Belajar Mengajar 2009).

 

Metode Pedidikan Seks Peserta Didik

Pendidikan seks yang membutuhkan metode yang tepat dalam penyampaianya supaya pesan yang disampaikan mampu diterima dengan baik. Dengan begitu metode pendidikan seks bersifat fleksibel dan sangat tergantung dengan berbagai faktor yang ada, seperti anak atau peserta didik, umur dan tempat berlangsungnya pendidikan seks. Dengan begitu dapat dikatakan “No single method is the best”, tidak ada suatu metode yang terbaik yang ada adalah metode yang sesuai, tetapi pemilihan metode yang sesuai menjadi sebuah keharusan supaya pendidikan seks mampu berjalan dengan baik.

Metode yang dianggap sesuai dalam membelajarkan pendidikan seks adalah sebagai berikut:

a. Metode Ceramah/ Ekspositori
Ceramah adalah metode pendidikan dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah peserta didik yang pada umumnya mengikuti ecara pasif. Dalam hal ini biasanya mengenai topik (pokok bahasa) tertentu ditempat tertentu dengan lokasi waktu tertentu.
Metode ini dinilai mudah mempersiapkan dan melaksanakannya serta paling ekonomis untuk menyampaikan informasi. Berguna juga untuk memperjelas uraian tentang deskripsi perkembangan seksual remaja, serta sistem reproduksi pada manusia.

b. Metode Diskusi
Diskusi dalah metode pendidikan yang sangat erat hubunganya dengan memecahkan masalah. Metode ini lazim juga disebut dengan metode diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).

c. Tanya Jawab
Tanya jawab merupakan metode dimana guru memberi pertanyaan kepada peserta didik dan peserta didik menjawab, atau sebaliknya peseta didik bertanya pada guru dan guru menjawabnya

d. Demontrasi
Demontrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Penyampaian meteri pendidikan seksual dapat menggunakan alat peraga berupa torso laki-laki dan perempuan guna menerangkan bagian-bagian organ reproduksi pada manusia.

Cara ini menjadikan pengajaran menjadi lebih jelas dan kongkrit, membuat peserta didik lebih mudah memahami apa yang sedang dipelajari, membuat peserta didik terangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dan kenyataan, serta pengajaran lebih hidup dan lebih menarik.

e. Sinema Edukasi
Sinema edukasi adalah metode pembelajaran dimana menggunakan film atau sinema dalam menyampaikan materi. Film menggunakan gambar bergerak untuk membangkitkan memori, menunjukan perilaku, membangkitkan emosi, dan memunculkan persepsi bagi penonton. Persepsi itu dihubungkan dengan kehidupan nyata yang dinamis (Packer, 2007).

Dari uraian diatas bahwa sinema edukasi adalah metode terapi yang inovatif yang menggunakan media film dalam pembelajaran sehingga memunculkan reaksi emosional, serta sebagai sarana untuk pengembangan ide baru yang dihasilkan melalui pemahaman individu yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Pemutara film pendek tentang penyimpangan seks bagi pelajar bisa memberikan pembelajaran berharga bahwa melakukan hubungan seks di usia pelajar dampaknya sangat besar yang merugikan diri sendiri dan pasangannya.

Yang terpenting seorang guru harus bijak dalam penggunaan metode. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Maka dari itu, guru perlu memilih metode yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik.

 

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan menjadi beberapa point sebagai berikut:

  1. Pendidikan adalah suatu proses dalam pendidikan terhadap anak didik yang berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila atau mempunyai karakter. Proses yang dimaksud ini berlangsung pada jangka waktu tertentu. Sedangkan pendidikan seks peserta didik adalah usaha untuk membekali pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika serta agama agar tidak terjadi penyalahgunaan organ reproduksi tersebut
  2. Tujuan pendidikan seks peserta didik yaitu memberikan pemahaman dengan benar tentang materi pendidikan seks diantaranya memahami organ reproduksi, identifikasi dewasa/baligh, kesehatan seksual, penyimpangan seks, kehamilan, persalinan, nifas, bersuci dan perkawinan, menepis pandangan miring khalayak umum tentang pendidikan seks yang dianggap tabu, tidak islami, seronok, nonetis dan sebagainya
  3. Pendidikan seks memiliki muatan yang menjadi topik pembahasan yang jelas
  4. Ada dua lingkungan yang tepat untuk membeikan pendidika seks pada peserta didik, yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah
  5. Metode yang dapat digunakan dalam pendidikan seks peserta didik yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab, dan demonstrasi.

 

Saran

Sebaiknya dari diri peserta didik itu sendiri harus belajar dan patuh akan agama, carilah teman yang mendukung dalam kegiatan dan aktivitas yang positif dan agar semua itu menghidarkan diri dari perilaku seks pranikah. Untuk sekolah seharusnya sering memberikan pendidikan seks salah satunya bisa dengan penyuluhan kesehatan reproduksi yang bekerja sama antara pihak sekolah dengan dinas kesehatan setempat.

 

Daftar Pustaka

  • Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
  • Rasyid, Moh. 2013. Pendidikan Seks, Mengubah Seks Abnormal Menuju Seks yang Lebih Bermoral. Semarang: Rasail
    Singgih D. Gunarsa. 2007. Psikologi Remaja, Jakarta: Gunung Mulia
  • Hamali, Oemar. 2009. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
  • Packer, S. 2007. Movies and The Modern Psyche. Westport: Praeger Publisher

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.