Tulisan ini sebagai wujud rasa sayang TERAA.NET terhadap wisata pantai yang ada di pesisir selatan kecamatan Watulimo kabupaten Trenggalek yang semakin sepi. Siapa sih yang tidak kenal Prigi? pasti orang mengenalnya terutama yang tinggal di provinsi Jawa Timur. Dulunya tempat ini selalu ramai dikunjungi para wisatawan baik di pantai Pasir Putih Prigi maupun pantai Priginya itu sendiri (sekarang Prigi 360).
Pada momen pergantian tahun baru dan libur sekolah, pantai pasir Putih Prigi ini dulunya ramai sekali. Orang berbondong-bondong datang ke sini untuk menikmati indahnya hamparan pasir putih di sepanjang bibir pantai, sekarang itu semua tinggal kenangan. Kenyamanan pengunjung jadi berkurang karena semrawutnya tata kelola pantai yang ada di kecamatan Watulimo.
Sebelum dibangun pelabuhan perikanan, pusat wisatanya hanya ada di pantai Prigi dan Pasir Putih Prigi. Setelah itu dinas pariwisata membuka wisata pantai lainnya seperti Cengkrong, Simbaronce, dan Mutiara. Pembukaan tempat wisata baru yang tidak diimbangi tata kelola yang bagus menyebabkan pantai lama tinggalkan pengunjung, contohnya pantai Prigi.
Baca: Tempat Wisata di Trenggalek Yang Wajib Dikunjungi
Dari kasus tersebut menimbulkan kesan bahwa ketika pantai lama sepi maka membuka pantai baru dengan harapan ramai pengunjung. Pada awalnya memang ramai, namun lama-kelamaan jadi sepi. Inilah PR dinas pariwisata kabupaten Trenggalek, jangan hanya menaikkan harga tiket namun pengelolaan yang bagus itu penting.
Penyebab Wisata Pantai Jadi Sepi
Kenapa pantai Pasir Putih Prigi jadi sepi? tentu ada penyebabnya. Berikut ini faktor yang menyebabkan pantai Pasir Putih Prigi dan pantai di sekitarnya ikutan sepi:
1. Harga Tiket Mahal
Tahukah Anda berapa tiket masuk pantai pasir Putih Prigi? tiketnya 15 ribu/ orang, belum parkir mobil atau motornya. Cukup mahal untuk wisata di kabupaten Trenggalek karena yang didapatkan tidak sepadan tiketnya. Mari bandingkan dengan pantai Gemah yang ada di kabupaten Tulungagung yang mematok harga 7 ribu/ orang.
2. Semrawutnya Pengelolaan Tiket
Wisata pantai Pasir Putih Prigi, Simbaronce, dan Mutiara merupakan 1 jalur sehingga ketika mengunjungi salah satu pantai bisa menikmati keindahan 2 pantai lainnya. Seharusnya diberlakukan 1 tiket terpadu yang bisa mengakomodasi ke-3 pantai tersebut, bukan secara terpisah.
Atau diberi opsi ingin mengunjungi salah satu pantai, ke-2 pantai, atau ke-3 pantai. Seperti yang diterapkan di Jawa Timur Park dengan tiket terusan. Fakta di lapangan, ketika wisatawan membeli tiket ke pantai Pasir Putih Prigi dan melanjutkan ke pantai Mutiara dikenakan tiket lagi.
Hal itu juga berlaku bagi para wisatawan yang berkunjung ke pantai Cengkrong dan hutan Mangrove. Kedua tempat wisata ini berada di kawasan yang sama, hanya dipisahkan jalan raya. Seharusnya diberlakukan 1 tiket saja, bukan terpisah antara yang ingin mengunjungi pantai dan jalan-jalan di hutan mangrove.
Khusus untuk pantai Cengkrong, petugas tiketnya jangan sembunyi. Kebanyakan pengunjung pada kecewa karena ketika masuk tidak ada petugas tiketnya, setelah selesai memarkirkan mobil atau motornya baru petugasnya datang menyodorkan tiket. Seharusnya tiket tersebut sudah mengakomodir parkir, paling tidak ada yang memberi aba-aba.
3. Sampah
Coba bandingkan keindahan pantai Sanur Bali dan pantai yang ada di pesisir selatan kecamatan Watulimo? sama-sama bagus kan? lalu kenapa pantai Sanur bisa ramai? karena bersih. Di sini tidak ada kepedulian warga maupun pengelola pantai yang betanggung jawab untuk membersihkan sampah di sekitar pantai.
Harga tiket tersebut seharusnya digunakan untuk membayar petugas kebersihan, namun faktanya tidak jelas arah uangnya kemana. Terkadang yang membersihkan adalah komunitas yang peduli dengan kebersihan, bukan datang dari dinas pariwisata.
4. Perahu Wisata
Perahu wisata ini milik pribadi yang akan mengajak keliling para wisatawan di sekitar pantai Pasir Putih Prigi. Sayangnya keberadaan perahu ini tidak dikelola dengan baik karena banyak yang bersandar di tepi pantai. Dulu ketika wisatawan ke Pasir Putih Prigi bisa berlarian di sepanjang pantai namun sekarang bisa jatuh terkena tambang perahu yang lalang melintang.
Mau berenang juga tidak bisa karena perahu wisatanya cukup banyak. Memang sih tujuannya untuk mencari uang tetapi kalau sepi pengunjung kan sama saja. Sebaiknya perahu tersebut dikelola, ditempatkan pada 1 titik supaya tidak mengganggu kenyamanan pengunjung.
5. Dibukanya Tempat Wisata Baru
Kalau dipetakan, wisatawan yang datang ke Prigi itu berasal dari Madiun, Ponorogo, Tulungagung, Blitar, Kediri, Jombang. Semenjak Tulungagung membuka pantai Gemah dan Klatak, wisatawan jadi terpecah karena 1 arah ke Prigi. Akses jalan yang enak membuat wisatawan memilih pantai Gemah, belum lagi karena harga tiket yang murah dan tata kelola yang baik.
Selain dengan dibukanya wisata pantai yang ada di kabupaten Pacitan, membuat wisatawan dari Madiun dan Ponorogo memilih ke sana daripada ke Prigi.
Pantai Pasir Putih Prigi Harus Ramai Kembali
Di atas telah dijelaskan secara detail penyebab sepinya wisata pantai yang ada di pesisir selatan kecamatan Watulimo Trenggalek, harapannya tulisan ini dibaca oleh pihak terkait supaya ramai kembali. Dengan begitu pendapatan dari sektor wisata bisa naik dan orang yang tinggal di pesisir pantai eknominya juga naik.
Kelolalah pantai ini dengan baik karena masih berpotensi mendatangkan para wisatawan. Jaga kebersian, atur tiket, kondisikan perahu wisata, dan pugar kembali. Intinya kalau pengunjung betah maka wisatawan senang datang ke sini.