Secara default harddisk internal yang terpasang pada komputer dan harddisk external yang dijual di pasaran hanya memiliki 1 partisi. Setelah komputer tersebut terinstall Windows maka muncul drive C. Anda bisa membagi harddisk tersebut kedalam beberapa partisi sehingga muncul drive C, D, dan E.
Misalnya harddisk di dalam komputer Anda sebesar 1 TB, kemudian ingin membagi menjadi 3 dimana drive C untuk sistem operasi Windows, drive D untuk data kuliah, dan E untuk menyimpan foto atau video. Proses membagi/ memecah harddisk tersebut dinamakan partisi. Dengan Windows Anda bisa mempartisi harddisk pada saat bersamaan installasi Windows (sebelum) dan setelah terpasang Windows.
Partisi sendiri berasal dari bahasa Inggris (partition) yang artinya membagi. Sebaiknya gunakan lebih dari 1 partisi bila harddisk tersebut terinstall sistem operasi Windows. Bila hanya menggunakan 1 partisi berarti yang ada cuma drive C, mau tidak mau data juga disimpan pada drive C. Risikonya adalah ketika terjadi error pada sistem Windows yang mengharuskan untuk install ulang maka data yang tersimpan pada drive tersebut ikutan kehapus.
Proses installasi Windows akan memformat semua data yang ada di drive C, bila sebelumnya telah membuat partisi untuk menyimpan data maka ketika Windows error akan aman karena tidak keformat bersamaan install Windows. Jenis partisi yang digunakan oleh Windows adalah NTFS untuk Windows 10, 8, 7, dan XP sedangkan Windows 98, 95 menggunakan FAT32.
Baca: Cara Install Windows 10 Dengan Harddisk External
Pilihan jenis partisi NTFS akan terbentuk dengan sendirinya sesuai sistem operasi yang digunakan. Yang menarik Windows telah melengkapi tool untuk partisi sehingga tidak memerlukan aplikasi tambahan dari pihak ketiga.
NTFS kepanjangan dari New Technology File System, jenis partisi ini menawarkan beberapa fitur yang dibuuhkan dalam sebuah lingkungan yang terdistribusi, seperti pengaturan akses (access control) siapa saja yang berhak mengakses sebuah berkas atau direktory, penetapan kuota berapa banyak setiap pengguna dapat menggunakan kapasitas harddisk, fitur enkripsi serta toleransi terhadap kesalahan (fault tolerance).
Partisi Harddisk Sebelum Install Windows
1. Pada saat awal installasi Windows diberikan 2 pilihan yaitu: Upgrade: Install Windows and keep files, settings, and applications, dan Custom: Install Windows Only (Advanced)
2. Bila ingin partisi harddisk sebelum Windows terinstall pilih Custom Install Windows Only
3. Karena belum dipartisi maka drive yang tampil cuma satu. Untuk membagi antara sistem yang akan diinstall Windows dan partisi menyimpan data silahkan ubah size-nya
4. Contoh ini ingin membagi harddisk 50 menjadi 2 yaitu 30 GB untuk sistem dan 20 GB untuk data. Ubah paramater size menjadi 30.000 MB kemudian Apply
5. Partisi untuk pertama untuk sistem berhasil dibuat, selanjutnya partisi kedua. Pilih New untuk membuat partisi baru
6. Semua partisi berhasil dibuat, langkah selanjutnya pilih drive yang akan diinstall Windows kemudian Next.
Partisi Harddisk Setelah Install Windows
1. Klik kanan My Computer > Manage
2. Computer Management > Storage > Disk Management
3. Pilih drive yang akan dipartisi lagi, misalnya drive C
4. Klik kanan pada drive C > Shrink Volume
5. Enter the amount of space to shrink in MB: ubah size untuk partisi sistem dan data, kemudian pilih Shrink
6. Partisi baru berhasil dibuat, tetapi masih unlocated
7. Klik kanan pada drive yang baru dibuat tadi kemudian pilih New Simple Volume
8. New Simple Volume Wizard, ikuti perintahnya Next dan Next
9. Selamat, kini Anda berhasil membuat partisi baru.
Tips Partisi Harddisk Untuk Sistem dan Menyimpan Data
Kesalahan yang sering dilakukan oleh teknisi komputer ketika install Windows adalah membagi drive C (sistem) dengan space yang kecil. Sebaiknya antara sistem dan tempat menyimpan data gunakan space yang sama besarnya. Logikanya harddisk dapat membaca dengan cepat bila space kosongnya besar. Paling tidak alokasikan untuk drive C sebesar 500 GB untuk Windows dan program lainnya seperti office, game.