Pembahasan mengenai metaverse belakangan ini begitu viral setelah Facebook merubah nama perusahaannya menjadi Meta. Mark Zuckenberg juga mengenalkan identitas baru berupa logo meta di ketiga aplikasi seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Apa yang dilakukannya menandakan awal pengembangan dunia virtual yang akan hadir dikehidupan akan datang.
Untuk saat ini metaverse belum ada, masih dalam imajinasi pengusaha visioner seperti Mark Zuckenberg. Makanya ketika metaverse nanti benar-benar ada akan merubah cara manusia menjalani hidup seperti bersosialisasi, bekerja, berbisnis, dan lain sebagainya.
Bagi perusahaan metaverse membuka kemungkinan tanpa batas mengeruk keuntungan dengan cara yang belum ada sebelumnya. Bagi para pelaku industri kreatif khususnya bidang digital, desain, dan gaming ini merupakan tanah harapan yang terbuka lebar untuk Anda.
Metaverse adalah
Metaverse adalah jaringan luas dari dunia virtual tiga dimensi yang bekerja secara real-time dan persisten serta mendukung kesinambungan identitas, objek, sejarah, pembayaran, dan hak, yang mana dunia itu dialami secara serempak oleh jumlah pengguna yang tidak terbatas
Menurut Facebook
Metaverse adalah seperangkat ruang virtual yang Anda dapat ciptakan dan jelajahi dengan orang lain yang tidak berada di ruang fisik yang sama dengan Anda.
Metaverse dimainkan dengan perangkat Virtual Reality (VR)yang membuat Anda merasa benar-benar dalam virtual 3 dimensi. Seperti game Roblox dimana Anda memainkan sebuah avatar yang Anda ciptakan untuk hidup dan berinteraksi dengan avatar lain di dunia virtual.
Bila Roblox hanya memiliki tampilan dan desain yang sederhana, metaverse akan menghadirkan dunia 3 dimensi menyerupai dunia sebenarnya bahkan lebih baik.
Baca: Pengertian Label Intel EVO Pada Laptop
Sejarah Metaverse
Menilik sejarah, sebenarnya metaverse sudah pernah menjadi topik pembicaraan lebih dari 10 tahun lalu. Metaverse Roadmap Summit pertama digelar pada Mei 2006. Satu tahun kemudian, pada 2007, organisasi nirlaba Accelerating Studies Foundation (ASF) merilis studi tentang metaverse . Studi tersebut membahas tentang masa depan metaverse menurut prediksi para akademisi, perusahaan game, para teknisi geospatial, dan media yang ikut serta dalam Metaverse Roadmap Summit. Berdasarkan laporan tersebut, secara garis besar, ada empat skenario yang mungkin terjadi, yaitu augmented reality, lifelogging, virtual worlds, dan mirror worlds.
Saat itu, augmented reality diartikan sebagai teknologi imersif yang bisa melacak posisi pengguna secara otomatis. Sejatinya, teknologi itu berfungsi untuk membantu pengguna mendapatkan informasi tentang suatu tempat atau suatu benda secara instan. Sementara lifelogging disebutkan sebagai penggunaan teknologi AR yang fokus pada sisi komunikasi, memori, dan observasi dari pengguna. Dengan kata lain, teknologi lifelogging, sesuai namanya, memungkinkan pengguna untuk merekam segala sesuatu yang terjadi secara 3D.
Sementara itu, virtual world merupakan sistem untuk mengadopsi elemen sosial dan ekonomi masyarakat di dunia nyata ke dunia virtual. Dan mirror worlds adalah teknologi yang akan menampilkan gambar dari Bumi — seperti Google Earth — tapi dilengkapi dengan informasi mendetail terkait tempat-tempat yang ditampilkan. Para ahli memperkirakan, semua ini akan terjadi dalam waktu 10 tahun, yaitu pada 2016. Namun, seperti yang Anda ketahui, hal itu tidak terjadi.
Sekarang, metaverse kembali menjadi tren. Menurut Alton, kali ini, metaverse akhirnya akan bisa direalisasikan. Karena, teknologi yang dibutuhkan untuk membuat metaverse sudah tersedia, seperti prosesor perangkat mobile dan konsol game yang mumpuni, infrastruktur internet yang memadai, dan keberadaan headset VR serta cryptocurrency. Dan yang paling penting, dalam dua tahun terakhir, masyarakat semakin terbiasa untuk hidup di dunia online karena pandemi.
Peluang Metaverse
Industri game banyak berubah dalam 10 tahun terakhir. Tidak hanya muncul genre dan model bisnis baru, cara gamers menikmati game pun mulai melebar. Para gamers memang masih senang untuk bermain game. Namun, mereka juga senang menonton orang lain bermain game. Hal inilah yang mendorong munculnya industri streaming game dan esports. Metaverse dianggap sebagai bagian dari evolusi industri game. Di masa depan, game tak lagi menjadi sebuah layanan, tapi sebuah platform. Artinya, game tidak hanya digunakan sebagai tempat untuk bermain, tapi juga untuk berkumpul bersama dengan teman atau melakukan kegiatan non-gaming lainnya.
Sekarang, sebagian kreator game telah mengintegrasikan sejumlah kegiatan non-gaming di game mereka. Salah satunya adalah Epic Games, yang pernah menggelar konser virtual di Fortnite. Sementara itu, Balenciaga, merek luxury fashion asal Prancsi, menggelar fashion show di Afterworld: The Age of Tomorrow. Ke depan, diduga akan ada semakin banyak kreator game yang memasukkan elemen non-gaming ke game mereka. Hal ini akan menguntungkan para kreator game. Karena, elemen non-gaming bisa menarik non-gamers untuk mencoba game mereka. Para gamers juga kemungkinan tidak akan keberatan dengan adanya elemen non-gaming di sebuah game. Pasalnya, saat ini pun, banyak gamers yang menggunakan game sebagai tempat untuk bersosialisasi.
Selain keberadaan elemen non-gaming, keberadaan metaverse juga akan memengaruhi game dalam hal lain. Misalnya, dari segi jumlah pemain. Menurut Newzoo, ketika tren metaverse terealisasi, jumlah pemain dalam game di satu waktu bisa mencapai lebih dari 10 ribu orang. Sementara dari segi konten, komunitas akan punya peran lebih besar dalam menyediakan konten dalam game. Karena, metaverse akan mendukung konten buatan pemain/pengguna, seperti yang terlihat di Roblox.
Metaverse juga akan mendorong munculnya model bisnis baru. Karena metaverse game bisa mendorong kegiatan non-gaming di dalam game, perusahaan game akan bisa memonetisasi hal itu. Misalnya, dengan menjual tiket untuk konser digital atau kegiatan non-gaming lainnya. Sekarang, juga mulai banyak perusahaan yang membuat game dengan model play-to-earn, memungkinkan pemain untuk menukar reward yang didapat dalam game dengan uang di dunia nyata. Keberadaan metaverse game juga akan membuka peluang bagi native ads. Karena keberadaan iklan tradisional yang mengganggu akan sulit untuk diterapkan di dunia virtual.
Kesimpulan
Di atas telah dijelaskan pengertian metaverse, sejarah, dan peluangnya bagi pelaku usaha dunia industri digital. Setelah paham, langkah apa yang harus Anda ambil untuk berperan mendapatkan keuntungan dari metaverse.