Vaksin Covid 19 buatan anak bangsa

Daftar Vaksin Covid 19 dan Alat Rapid Test Buatan Anak Bangsa

Posted on

Vaksin dalam negeri itu sebenarnya banyak sekali, namun yang sering kita dengar hanyalah vaksin Sinovac dan beberapa vaksin dari luar negeri lainnya. Ada beberapa alasan kenapa vaksin buatan anak bangsa kalah popular dari vaksin luar negeri, tidak lain adalah kebijakan politik yang lebih mengutamakan vaksin luar negeri dibanding dalam negeri. Bagi Anda yang belum daftar vaksin Covid 19 dan alat rapid test buatan anak bangsa berikut ini adalah penjelasannya.

Bukan hanya vaksin saja, alat rapid test buatan anak bangsa juga banyak. Sebenarnya kalau pemerintah mau mendorong masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri, tentu Indonesia telah siap menghadapi Covid 19 yang terus berkepanjangan. Namun karena faktor keuntungan, pemerintah lebih suka import vaksin Sinovac dari China. Padahal negara lain sudah tidak memakai vaksin ini lagi karena tidak terlalu manjur.

Di Indonesia sendiri, prioritas vaksin hanya untuk tenaga kesehatan. Sedangkan masyarakat umum harus membayar sendiri baru bisa vaksin. Tidak semua orang boleh divaksin, kecuali untuk ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan lansia diatas 60 tahun. Menurut penelitian, daya tahan tubuh orang yang divaksin Covid 19 lebih kebal terhadap serangan virus Corona.

 

Vaksin Dalam Negeri

 

1. Vaksin Merah Putih

Vaksin Merah Putih dibuat oleh Eijkmann Institute dan Konsorsium. Vaksin Merah Putih sebenarnya tidak merujuk pada satu jenis vaksin saja, melainkan sekelompok kandidat vaksin yang dikembangkan oleh konsorsium riset di bawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/ BRIN).

Definisi vaksin Merah Putih adalah vaksin (Corona) yang bibitnya diteliti dan dikembangkan di Indonesia,kata Menristek Prof Bambang Brodjonegoro.

Di dalam konsorsium ini, ada 7 lembaga yang turut mengembangkan vaksin Merah Putih, masing-masing dengan platform yang berbeda. Dari 7 lembaga tersebut, 5 di antaranya berada di bawah perguruan tinggi seperti:

Institut Teknologi Bandung (ITB)
Platform: Vector Adenovirus

Universitas Padjadjaran (UPADd)
Platform: Protein recombinant

Universitas Indonesia (UI)
Platform: DNA, mRNA, dan Virus-like-particles

Universitas Gadjah Mada (UGM)
Platform: Protein recombinant

Universitas Airlangga (UNAIR)
Adenovirus dan Adeno-Associated Virus-Based

Sedangkan dua pengembang vaksin Merah Putih di luar perguruan tinggi adalah:

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
Platform: Sub-unit protein rekombinan (mamalia) dan Sub-unit rekombinan (yeast).

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Platform: Protein recombinant.

 

2. Vaksin Nusantara

Vaksin Nusantara dibuat oleh Rama Pharma, AIVITA, RS Karyadi, dan UNDIP (Universitas Diponegoro). Inisiator sekaligus juru bicaranya adalah mantan Menteri Kesehatan (Menkes) dr. Terawan.

Vaksin Nusantara adalah rebranding dari Vaksin Joglosemar, vaksin COVID 19 berbasis sel dendritik yang dikembangkan oleh para ilmuwan.

Penggunaan sel dendritik memungkinkan vaksin ini diproduksi secara personalized, disesuaikan kondisi tiap pasien. Karenanya, vaksin ini cocok diberikan pada individu dengan penyakit komorbid yang tidak bisa mendapatkan vaksin biasa.

Kelebihan ini sekaligus menjadi kekurangan vaksin Nusantara. Menurut sejumlah pakar biologi molekular, teknologi sel dendritik yang sebelumnya lazim dipakai pada terapi kanker, terlalu rumit diterapkan untuk mengatasi pandemi COVID 19.

 

Alat Rapid Test Dalam Negeri

 

1. Antigen

Antigen adalah alat rapid test antigen dibuat UNPAD

2. Genose

Genose adalah alat screening Covid 19 dibuat oleh UGM

3. RI-Gha

RI-Gha adalah alat rapid test antibodi RI-GHA dibuat oleh UGM dan UNAIR.

Dari segi SDM sebenarnya Indonesia mampu membuat vaksin Covid 19 dan alat rapid test sendiri, namun karya mereka kadang tidak mendapatkan apresiasi bagus dari masyarakat termasuk kalangan dokter.

Sudah menjadi kebiasaan, kalau ada penemuan baru sukanya nyinyir. Bukannya malah didukung namun dihujat habis-habisan apakah vaksin tersebut bagus. Harapan kedepannya semoga industri kesehatan dalam negeri makin maju dan tidak tergantung dari negara lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.