Penyebaran Covid 19 atau Novel Coronavirus kini hampir ke seluruh belahan penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Korban meninggal akibat Covid19 sudah mencapai ribuan jiwa, yang artinya virus ini sangat berbahaya dan menjadi masalah bersama untuk diatasi secara bersama-sama. Peran pemerintah dalam menghadapi Covid 19 tidak bisa berjalan mulus tanpa dukungan dan kesadaran dari warganya.
Hingga kini tidak ada negara kuat yang kebal terhadap Covid 19, sebut saja Amerika Serikat. Kurang apa negara ini, semua SDM dan fasilitas kesehatan ada di sana namun jumlah kematian akibat virus Corona terbesar di dunia setelah Italia dan China. Selain ditinjau dari segi medis, Covid 19 bakal memporak-porandakan perekonomian negara sehingga harus pintar dalam memili strategi kebijakan.
Dari mencuatnya virus Corona ini kita mendengar beberapa istilah baru seperi lockdown, sosial distancing, dan karantina wilayah. Ketiga istilah tersebut merupakan strategi menghadapi Covid 19, selain itu ternyata ada strategi lain yang diterapkan dibeberapa negara terjangkit seperti tracking dan drive thru. Untuk menambah pengetahuan Kita tentang strategi menghadapi Covid 19, mari simak penjelasan berikut ini sampai habis.
Baca: Seberapa Efektif Masker dan Handsanitizer Untuk Menangkal Covid 19
Strategi Memutus Penyebaran Covid 19
Setiap negara mempunyai strategi berbeda dalam memerangi Covid 19, ada banyak pertimbangan untuk menerapkan strategi tersebut seperti kemampuan ekonomi, fasilitas kesehatan, dan ketersediaan pangan. Mereka memilih strategi terbaik sesuai kemampuan negaranya. Berikut ini ada 6 strategi menghadapi Covid 19 yang diberlakukan di beberapa negara, berikut ini adalah penjelasannya.
1. Lockdown
Istilah Lockdown pertama kali di dengar dari China sebagai negara asal mula penyebaran Covid 19. Pemerintah menerapkan lockdown untuk mengisolasi warganya yang tinggal di kota Wuhan supaya tidak menyebar ke seluruh daratan China hingga luar negeri.
Strategi yang diterapkan China terbukti ampuh memutus penyebaran mata rantai Covid 19. Tidak semua negara yang menerapkan lockdown berhasil, buktinya India dan Italia malah rusuh karena warganya kekurangan makanan sehingga terjadi penjarahan dimana-mana.
Keberhasilan China melockdown warganya karena mempunyai sumber daya yang besar sehingga keselamatan warga menjadi prioritas utama presiden Xi Jinping. Kabarnya kini penyebaran Covid 19 di negeri Tirai Bambu telah menurun drastis dan banyak yang dinyatakan sembuh. Sekarang warganya bisa hidup normal kembali karena beberapa fasilitas umum seperti pasar, rumah makan, dan bioskop telah dibuka.
2. Tracking/ Pelacakan
Pemerintah Singapura menerapkan strategi berbeda dengan China dan beberapa negara lain yang terpapar Covid 19 dengan Tracking. Sebelum virus ini menyebar luas, pemerintah langsung mentracking korban pertama yang terkena Covid 19. Siapa saja yang pernah berinteraksi dengan korban tersebut mendapatkan perawatan dan pengawasan khusus dari pemerintah.
Untuk warga negara asing yang terkena Covid 19 di negaranya tidak boleh dipulangkan sebelum dinyatakan sembuh. Salah satu warga negara Indonesia ada yang terkena Covid 19 dinyatakan sembuh setelah dirawat di sana. Singapura memiliki SDM dan fasilitas kesehatan yang baik sehingga semua korban yang terpapar virus Corona dinyatakan sembuh.
Baca: Kenapa Dinamakan Virus Corona (2019-nCov)
3. Drive Thru
Korea Selatan merupakan negara di asia yang pertama kali terpapar Covid 19, kemudian di ikuti Jepang. Negara penghasil K-Pop tersebut menerapkan strategi Drive Thru untuk meminimalisisr penyebaran Covid 19. Sesuai namanya, strategi ini dengan memberhentikan orang di jalan kemudian di tes secara random.
Dalam satu hari, sekitar 15 ribu warganya dapat dites virus sehingga meminimalisir penularan baik masih berupa gejala ringan apalagi gejala berat. Layanan Drive Thru dapat mengurangi beban rumah sakit dan mengurangi risiko kesehatan petugas medis. Terdapat juga 96 jaringan laboratorium yang mampu memproses sampel-sampel hasil tes virus. Mereka yang dinyatakan Covid 19 langsung di rawat di rumah sakit, sedangkan yang negatif diperbolehkan pulang.
Korea Selatan sangat terbuka dengan Covid 19, semua informasi yang berkaitan dengan virus dapat diakses warganya. Contoh paling nyata adalah lokasi GPS dari seseorang yang terkonfirmasi Covid-19 bisa dilihat dari aplikasi sehingga warga lain yang belum terpapar bisa menjauhi area tersebut.
4. Sosial Distancing
Sosial Distancing atau pembatasan sosial merupakan strategi yang diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia untuk memutus penyebaran Covid 19. Setelah diterapkan strategi ini sekolah mulai diliburkan namun pembelajaran tetap berjalan secara online. Kantor dijuga diliburkan, pekerjaan dikerjakan dari rumah (work from home).
Inti dari sosial distancing adalah untuk menjaga jarak dengan penderita Covid 19 supaya tidak ikut terpapar. Pembatasan sosial minimal 1 meter antara orang ke orang. Sebenarnya pemerintah gencar mengkampanyekan sosial distancing namun banyak warga yang menghiraukannya sehingga muncul strategi baru yang dinamakan Karantina Wilayah.
5. Physical Distancing
Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mempunyai istilah lain untuk mengartikan Sosial Distancing, WHO lebih suka memakai istilah Physical Distancing karena banyak orang yang tidak bisa memahami pembatasan (jarak) sosial.
Menurut Dr. Jeff Kwong, spesialis penyakit menular dan profesor di Departemen Kedokteran Keluarga dan Komunitas di University of Toronto. “Jadi kami merasa bahwa mungkin kami harus benar-benar menggunakan istilah jarak fisik, karena ini benar-benar tentang terpisah secara fisik, dan secara sosial kita perlu tetap bersatu – tetapi hanya dengan cara virtual,” ujarnya.
Physical Distancing semakin banyak digunakan untuk membantu orang memahami apa yang perlu mereka lakukan untuk mencegah penularan COVID-19. Virus corona diketahui penyebaran utamanya melalui tetesan pernapasan, terutama saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Oleh karena itu, menjaga jarak fisik yang aman dianjurkan untuk mengurangi penularan. Rekomendasi jarak lebih dari 1 meter WHO merekomendasikan menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang lain. Physical Distancing diperlukan untuk melindungi kondisi fisik semua orang, tetapi kesehatan mental juga penting. Oleh karena itu, Sosial Distancing tidak baik untuk kesehatan mental. Strategi ini bisa diterapkan di negara maju yang mayoritas warganya memiliki tingkat kesadaran tinggi sepeti Jepang dan Jerman.
6. Karantina Wilayah
Karantina Wilayah merupakan kelanjutan dari Sosial Distancing, karantina ini bisa bersekala kecil dan besar. Dalam penerapannya daerah yang warganya banyak terpapar Covid 19 boleh melakukan karantina berskala kecil, namun kalau menyebar ke seluruh Indonesia menggunakan karantina berskala besar.
Karantina ada payung hukumnya yaitu pasal 49 ayat 1 UU Kekarantinaan Kesehatan. Karantina wilayah merupakan salah satu dari empat opsi yang bisa diambil pemerintah bila ingin menerapkan kebijakan karantina dalam menyikapi suatu masalah kesehatan di tengah masyarakat, selain karantina rumah, karantina rumah sakit, atau pembatasan sosial berskala besar.